Ketahanan ini turut diperkuat oleh bauran kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga stabilitas makroekonomi
Jakarta (KABARIN) - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Selasa (30/12) sore. Mata uang Garuda naik 17 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.771 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.787.
Analis mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah terjadi di tengah sentimen pasar yang masih diliputi ketidakpastian global. Menurut dia, sepanjang 2025 perekonomian Indonesia berada dalam fase yang cukup menantang, seiring meningkatnya tensi geopolitik, ketidakpastian global, serta dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
“Kondisi tersebut sempat menekan kepercayaan pelaku pasar dan memicu kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025,” kata Ibrahim di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, perlambatan ekonomi global terjadi di tengah penyesuaian konsumsi, kinerja ekspor yang mulai moderat, serta ketidakpastian yang masih tinggi. Bahkan, sejumlah lembaga internasional sempat memperingatkan potensi perlambatan yang lebih dalam akibat terganggunya rantai perdagangan global.
Meski begitu, Ibrahim menilai ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang cukup solid. Pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan di atas 5 persen menjadi sinyal bahwa fundamental domestik tetap kuat.
Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan, ditopang oleh aktivitas investasi yang juga terus bergerak positif.
“Ketahanan ini turut diperkuat oleh bauran kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga stabilitas makroekonomi. Sekaligus menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi,” ujarnya.
Dari sisi global, tekanan terhadap aset berisiko masih terasa. Ketegangan geopolitik kembali memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow akan merevisi posisi negosiasi terkait Ukraina, menyusul dugaan serangan pesawat tak berawak terhadap kediamannya. Situasi ini menambah ketidakpastian pada upaya perdamaian yang dipimpin AS.
Di Timur Tengah, sentimen pasar juga dibayangi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menegaskan AS akan kembali menyerang Iran jika negara tersebut mencoba membangun ulang program nuklirnya. Sementara di Asia, risiko meningkat setelah China menggelar latihan militer dengan tembakan langsung di sekitar Taiwan selama sekitar 10 jam.
Ibrahim menambahkan, perhatian pelaku pasar ke depan akan tertuju pada rilis risalah rapat kebijakan terbaru The Fed. Investor bakal mencermati dokumen tersebut untuk mencari sinyal terkait pandangan bank sentral AS soal inflasi, pasar tenaga kerja, serta arah suku bunga, terutama di tengah ekspektasi potensi pelonggaran kebijakan moneter pada 2026.
“Risalah tersebut dapat mempengaruhi arah pasar jangka pendek dalam pekan yang relatif sepi data ekonomi, dengan volume perdagangan diperkirakan tetap rendah karena liburan. Pasar AS akan tutup akhir pekan ini untuk liburan Tahun Baru, yang semakin membatasi partisipasi,” tambahnya.
Untuk perdagangan awal pekan depan, Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah masih akan fluktuatif. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.770 hingga Rp16.800 per dolar AS, dengan kecenderungan ditutup melemah karena kuatnya sentimen eksternal dan minimnya partisipasi pasar global akibat libur di AS.
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025